JAKARTA, GELORA HUKUM - (20/01/2021) Berdasarkan data riset Setara Institute menyampaikan bahwa sikap intoleran telah menghinggapi kalangan anak muda.
“Terdapat potensi intoleransi sebesar 35,7 persen secara pasif di kalangan siswa, 2,4 persen intoleransi aktif dan 0,3 persen berupa teror. Sedangkan 61,6 persen siswa masih toleran.”
Dilihat dari angka tersebut, memang, persentase siswa yang toleran masih lebih besar dibanding mereka yang intoleran. Namun, sekecil apa pun jumlahnya, tetap saja intoleransi—seperti halnya tumor—mesti mendapat perhatian sedini mungkin agar tidak menimbulkan daya rusak dan menggerogoti keanekaragaman di dalam tubuh bangsa ini.
Melalui gerakan cinta literasi mendorong generasi muda milenial untuk mencintai keberagaman, toleransi, harmoni kebangsaan dan mewujudakan perdamaian satu untuk semua, semua untuk satu, ungkap Edizaro Lase di Jakarta, Rabu, 20/01/2021.
Gerakan harmoni kebangsaan kebangsaan ini dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa mencedarkan kehidupan berbangsa melalui literasi sekaligus mewujudkan perdamaian dunia yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
Ideologi Pancasila tidak sekedar menjadi lisan yang menarik untuk didiskusikan melainkan satu tarikan nafas dalam tindakan dan perbuatan berbangsa dan bernegara.
Gagasan baik dan revolusioner ini mendapatkan dukungan dan apresiasi dari Jubir BIN Wawan Purwanto untuk mewujudkan realitas harmoni kebangsaan melalui literasi dalam kehidupan sehari-hari. (Edy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar