Putra TKI Zaini Sebut Abahnya Disiksa Sebelum Dipancung - Gelora Hukum
IKLAN

Breaking

Rabu, 28 Maret 2018

Putra TKI Zaini Sebut Abahnya Disiksa Sebelum Dipancung

Gelora Hukum

JAKARTA - Muhammad Zaini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah dipancung Algojo Arab Saudi karena membunuh majikannya, menurut putra Zaini, yakni Toriq ternyata terlebih dahulu disiksa.

Hal itu dikatakan langsung oleh Toriq saat dihadirkan Najwa Shihab di acara Mata Najwa, disiarkan Trans 7, Rabu (28/3/2018).

"Abah pernah disuruh mengaku oleh polisi di sana. Tetap saja Abah enggak mau," kata Toriq.

Seperti diketahui, pada 13 Juli 2004 Zaini ditangkap polisi Arab Saudi atas tuduhan membunuh majikannya bernama Abdullah bin Umar Muhammad al-Sindy di Mekkah. Pada 17 November 2008, Zaini Misrin divonis mati. Ternyata ada penyiksaan di balik vonis itu.

"Abah dipukul pakai pipa, digantung sampai enggak menginjak tanah. Itu setiap hari perlakuan kayak gitu," kata Toriq seperti dikutip dari detik.com

Siksaan itu diterapkan ke Zaini agar Zaini mengaku telah membunuh Abdullah bin Umar Muhammad al-Sindy. Cerita ini didapatkan Toriq saat bertemu Zaini di penjara Saudi. 

Cerita dugaan pembunuhan itu berawal dari ditemukannya Sang Majikan yang ditemukan dalam kondisi tertusuk pisau di dalam kamar. "Tahu-tahunya ada dua orang berpakaian safari, langsung diginikan (diborgol) Abah. Abah tidak tahu sama sekali," lanjut Toriq.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo, menyatakan kasus ini terjadi pada 2004. Namun Pemerintah Indonesia baru tahu pada 2008. Selama empat tahun, Zaini sama sekali tak didampingi oleh pengacara dan penerjemah yang bebas kepentingan. Penerjemah Zaini berasal dari polisi dan pihak lokal.

Dikatakannya, ada penyiksaan yang dialami Zaini. Vonis tingkat pertama dijatuhkan. Kemudian pada sidang selanjutnya, barulah terungkap Zaini mengaku bersalah karena dia dipaksa. Namun vonis mati kadung dijatuhkan.

"Itu memperlihatkan bahwa peradilan yang dialami zaini sampai mendapatkan vonis itu adalah peradilan sesat," pungkas Wahyu Susilo. (dtc)

Editor: Marcopolo Sitanggang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSOK