
Nias Barat, Gelora Hukum - Ketua Kelompok Tani “Berkat” Adieli
Hia, Desa Togimbogi Kec, Sirombu Kab. Nias Barat, sangat kecewa sikap Kepala
Dinas Pertanian Ekonomi Daeli yang
terkesan arogan, karena tanpa prosedur dengan sepihak bertinak menarik hand
traktor di kelompok kami tanpa alasan yang jelas, sementara hand traktor tersebut sedang kami berdaya
fungsingkan, buktinya pada selasa (3/10/2017) di kantor dinas pertanian, tanpa mendengarkan alasan nyata dari kami bahwa hand traktor tersebut sedang kami
fungsikan untu kepentingan kelompok dan masyarakat, tetapi pihak staf dinas
pertanian malah terus menyodorkan surat serah terima hand traktor tersebut
untuk saya tanda tangani, dalam situasi itu akhirnya dengan berat hati, terpaksa saya
tanda tangani surat dimaksud, apa lagi mereka di dampingin oknum TNI, personil
koramil sirombu.
Perlakuan Kadis pertanian itu terhadap kami,
saya berasumsi bahwa niat tulusnya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil
sangat di ragukan, coba di bayangkan kelompok tani BERKAT sudah berdiri sejak
tahun 2011 dan sampai saat ini sedang berjalan sebagaimana mestinya, walaupun
akhir akhir ini sedikit ada perbedaan pendapat dari segelintir masyarakat Desa, seolah kelompok BERKAT dimaksud sudah melakukan penyegaran kepengurusan, kalau issu itu benar masa saya tidak mengetahui sejak kapan kami melakukan musyawarah mufakat perihal penyegaran kepengurusan pada tingkat Kelompok?, sementara saya salah seorang Penggagas berdirinya kelompok Tani
Berkat itu, tutur Adieli.
Lanjut Adieli, kami pihak pengurus dan anggota
kelompok sangat membingungkan, apa sebenarnya maunya Kepala dinas pertanian ini,
harusnya issu seperti itu di kelolah, di jejaki unsur kebenarannya sebelum
mengambil tindakan, sehingga efek dari kebijakanya itu tidak harus melahirkan
konflik horizontal diantara kami warga Desa.
Wakil Ketua DPRD Nias Barat Famoni
Waruwu, kepada awak media, mengecam keras tindakan Kadis pertanian tersebut yang
terkesan tidak pro rakyat, dengan
sungguh saya sangat menyayangkan tindakannya seperti itu yang tidak
professional, seolah bertindak tidak adil terhadap petani, kebijakan seperti
itu bukan lagi niat agar petani berdaya tetapi malah sebaliknya, seolah menjadi
biang kerok agar masyarakat kecil tercabik cabik, harusnya beliau solusif agar
masyarakat tani rukun dan saling bahu membahu, dalam memperjuangkan hak ekonomi
mereka agar lebih baik dari sebelumnya.
Lanjut Watua, saya mohon
kepada Saudara Bupati Nias Barat agar Kinerja Kepala Dinas Pertanian Kab. Nias
Barat dapat di evaluasi, dari pada menjadi biang kerok perpecahan bagi masyarakat
kecil yang butuh pertolongan, karna bagi saya, berjuang untuk hak – hak
masyarakat ekonomi lemah menjadi harga mati tanpa tawar menawar.
Kepala Dinas Pertanian Ekonomi Daeli kepada awak media
melalui telepon seluler dengan nada
semangat mengatakan “ini siapa”, tetapi disaat awak media jawab “saya dari
media GHC Pak” jawabnya, “kalau dari media, saya kurang sehat, saya kuarang
sehat ya” jawab kadis mengakhiri. [A1].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar