Memaknai “Penghargaan” Kinerja yang Terukur, Bagian Dari Kebanggaan Masyarakat - Gelora Hukum
IKLAN

Breaking

Senin, 05 Februari 2018

Memaknai “Penghargaan” Kinerja yang Terukur, Bagian Dari Kebanggaan Masyarakat

Bola nafo sebua hasil karya / ketrampilan ibu-ibudisimpan di Museum Pusaka Nias-Gunungsitoli
Nias Barat, GelorahukumWawancara Exklusif team Gelorahukum.com dengan Mantan Bupati Nias Barat Adrianus Aroziduhu Gulo, SH,MH terkait tolak ukur kinerja kemimpinan dan makna  Penghargaan yang membuat masyarakat patuh bangga, menurutnya : Dewasa ini banyak lembaga pemerintah maupun swasta memberikan penghargaan kepada seseorang, kelompok, lembaga yang dianggap berprestasi  dalam bidang tertentu. Kepada lembaga tersebut patut kita beri apresiasi karena mereka telah mendorong, menyemangati dan memotifasi seseorang maupun kelompok untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah -masalah ipoleksosbud (ilmu, politik, ekonomi, sosial, budaya), pendidikan, lingkungan dan pembangunan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Diantara lembaga swasta yang memberikan penghargaan, ada yang betul-betul memberikan penghargaan dengan sangat selektif, terpola dan terukur, bahkan menanggung segala biaya yang timbul atas pemberian penghargaan tersebut dengan tidak membebankan biaya kepada penerima penghargaan. Bahkan mereka membayar akomodasi dan transportasi pulang-pergi. Akan tetapi ada juga lembaga swasta yang memberikan penghargaan berorientasi bisnis. Persyaratannya sangat longgar, tidak selektif, tidak terpola dan tidak terukur, hanya diberikan secara acak, hal seperti ini perlu diwaspadai.

Masuk Muri
Caritas Keuskupan Sibolga  bekerja sama dengan Paroki Salib Suci Mandrehe Nias Barat melaksanakan pelatihan ketrampilan”menganyam Bola Hulayo/Nafo dan Tufo Hulayo”. Agar pelatihan ini berjalan lancar dan hasil yang dicapai terukur, Pastor Paroki Salib Suci Nias Barat P. Matias Cuppen mencari beberapa ibu yang profesional menganyam Bola Nafo dan Tufo Hulayo menjadi pelatih. Kendati pun menganyam Bola Nafo dan Tufo Hulayo tidak digemari oleh kaum muda dan hampir punah, namun masih ada beberapa ibu yang sangat pintar menganyam.  Adapun nama mereka sebagai berikut : Nurusia Waruwu, Riati Harefa, Latihani Waruwu dari desa Lasarabaene Kec. Mandrehe Kab. Nias Barat, serta Nuruema Waruwu dan Sanuria Daeli dari Desa Humenesimae'as Kabupaten Nias Utara.

Kelima orang ibu itu dijadikan guru/pelatih oleh Caritas Keuskupan Sibolga untuk mengajar beberapa siswa menganyam Bola Nafo dan Tufo Hulayo, yang dilaksanakan selama beberapa bulan dan hasilnya sangat memuaskan. Setelah para peserta latihan trampil, muncul ide brilliant yaitu membuat Bola Nafo Sebua dengan ukuran   3 x 3,5 meter. Ide tersebut disetujui Caritas Keuskupan Sibolga dengan maksud agar para pelatih dan peserta latih semakin bersemangat melestarikan ketrampilan menganyam. Malah muncul ide baru lagi yaitu bila Bola Nafo Sebua sudah selesai dibuat, kita undang  MURI( Museum Rekor Dunia Indonesia) di Nias untuk melihat  secara langsung Bola Nafo Sebua dan memasukannya dalam daftar Muri sebagai Bola Nafo terbesar di dunia.

Dengan ridho Tuhan, disertai semamangat dan kerja keras pelatih dan peserta pelatihan, Bola Nafo Sebua menjadi kenyataan. Untuk itu Caritas Keuskupan Sibolga menghubungi Muri-  Semarang- Jawa Tengah untuk datang ke Nias. Berhubung kesibukan dan keterbatasan personil Muri, mereka tidak bisa datang ke Nias.  Solusinya Muri meminta Caritas Keuskupan Sibolga memasukan dalam CD dokumen pembuatan Bola Nafo Sebua mulai dari perencaan,pelaksanaan sampai selesai, dan mengirim atau Caritas membawa ke Muri – Semarang.

Sungguh diluar dugaan saya, ternyata  direktur Caritas Keuskupan Sibolga P. Mikael To Pr, memilih saya untuk menemani Saudara Frans (pegawai caritas Keuskupan Sibolga) ke Semarang untuk membawa semua dokumen Bola Nafo Sebua. Padahal saya bukan pegawai Caritas Keuskupan Sibolga, tanpa banyak pikir, saya dan Frans berangkat ke Semarang untuk mendaftarkan Bola Nafo Sebua ke Muri Semarang, dengan hasil sebagaimana terlihat pada piagam terlampir.

Penghargaan Dari Menkumham RI
Pada tanggal, 24 Maret 2016 bertempat di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kabupaten Nias Barat menerima penghargaan “Anubhawa Sasana desa/kelurahan yang diserahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia bapak Dr. Yasona H. Laoly,Msc. Adapun kriteria pererimaan Anubha Sasana desa/kelurahan yang ditetapkan dan dinilai oleh Kemenkumham yaitu :
1. Pelunasan kewajiban membayar PBB mencapai 90%
2. Tidak terdapat perkawinan dibawah umur
3. Angka kriminilitas rendah
4. Angka kasus narkoba rendah
5. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan(telah  saya tulis dalam buku Kenangan Indah Selama Menjadi Bupati, halaman 187 s/d 190).

Kendatipun saat itu saya bangga, senang, gembira, namun sikap saya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa apalagi dihebohkan. Saya sadar bahwa penghargaan itu kami terima karena kerja keras staf Bagian Hukum Setda Kabupaten Nias Barat. Plt.Kabag Hukum waktu itu adalah saudara Duhumanjai Halawa,SH,MH sekaligus Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Selanjutnya ada berita gembira pada bulan Desember 2017, Kabupaten Nias Barat menerima penghargaan Peduli Ham yang diterima Bupati Nias Barat yang langsung diserahkan oleh Prewsiden RI Joko Widodo. Saya belum tahu apakah kriteria penerimaan penghargaan Peduli Ham sama kriterianya dengan penghargaan Anubha Sasana Desa/kelurahan. Kita berharap bupati Nias Barat atau setidaknya Kabag Hukum Setda Kabupaten Nias Barat memberi penjelasan pada hari yang aka datang, sebagai pedoman masyarakat dalam bertindak dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari, agar penghargaan yang sama atau penghargaan dalam bentuk lain kita terima lagi pada tahun yang akan datang.

Penghargaan Dari Swasta
Masih saya ingat pertengahan tahun 2011, Kadis Pendidikan Kabupaten Nias Barat bapak Drs. A.Waruwu melaporkan kepada saya bahwa ia telah mendapat undangan dari salah satu lembaga untuk menerima penghargaan Tokoh Pendidikan. Jawaban saya waktu itu, silahkan saja diterima sejauh tidak mengikat dan memberatkan pak Kadis. Setelah pulang dari Jakarta pak Kadis memperlihatkan kepada saya piagam penghargaan yang  sudah diterimanya.

Pada tahun 2012 dan 2013 saya menerima undangan dari lembaga swasta (saya lupa nama lembaganya) untuk menerima penghargaan Tokoh Pembangunan. Ketika saya menerima undangan tersebut saya ketawa sekaligus bertanya dalam hati, dasar apa mereka memilih dan menetapkan saya sebagai tokoh pembangunan.? “Setelah saya diskusikan kepada Sekda dan beberapa staf lain, saya memutuskan tidak akan datang menerima penghargaan tersebut karena saya bukan Tokoh Pembangunan” . Terakhir pada tahun 2015 saya menerima lagi undangan dari lembaga swasta( maaf lagi-lagi lupa nama lembaganya) untuk menerima penghargaan sebagai Tokoh Budaya. “Selain saya sadar bukan tokoh budaya,  juga tidak ada manfaatnya bagi masyarakat Nias Barat, maka saya tidak hadir menerima penghargaan yang dimaksud.”

Pada akhir tahun 2016 Saudara Ir. Nitema Gulo, MSi ketua DPRD Kabupaten Nias Barat pernah carita pada saya sebagai berikut: “ Bang, tahun ini saya pernah terima surat undangan dari lembaga swasta untuk menerima penghargaan sebagi tokoh pembangunan, tetapi saya tidak hadir menerimanya.” Kenapa?, tanya saya. Saya belum tokoh pembangunan bang, jawabnya tegas.

Patut diberi apresiasi kepada bupati Nias Barat Faduhusi Daely SPd yang telah menerima penghargaan sebagai” Tokoh Peduli Pembagunan dan Tokoh Peduli Kegiatan Kemasyarakatan” dari Yayasan Pembangunan Indonesia (YPI) yang diserahkan langsung  oleh ketua yayasan bapak Harry Rahman pada tanggal  8 Desembar 2017 di Hotel Aston -  Menado(www.rri.co.id). Pada saat itu ratusan orang penerima penghargaan datang dengan gembira, salah satu diantaranya yang saya baca di internet yaitu: Ketua TP PKK Kabupaten Bengkalis-Riau ibu Kasmarni Amril, beliau menerima penghargaan sebagai tokoh Perempuan Penggerak Pembangunan(riupotenza.com).

Berkaitan dengan itu, segenap masyarakat Nias Barat, mari kita ucapkan selamat kepada Bupati Nias Barat atas penerimaan penghargaan sebagai  Tokoh Peduli Pembangunan dan Tokoh Peduli Kegiatan Kemasyarakatan.  Semoga penghargaan tersebut dimaknai menjadi motifasi untuk membangun Nias Barat “berdaya.”Semoga, tandas AAG mengakhiri  (Team/Mr Gea) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSOK