![]() |
Bola
nafo sebua hasil karya / ketrampilan ibu-ibudisimpan di Museum Pusaka Nias-Gunungsitoli
|
Diantara lembaga swasta yang
memberikan penghargaan, ada yang betul-betul memberikan penghargaan dengan
sangat selektif, terpola dan terukur, bahkan menanggung segala biaya yang timbul
atas pemberian penghargaan tersebut dengan tidak membebankan biaya kepada penerima
penghargaan. Bahkan mereka membayar akomodasi dan transportasi pulang-pergi.
Akan tetapi ada juga lembaga swasta yang memberikan penghargaan berorientasi
bisnis. Persyaratannya sangat longgar, tidak selektif, tidak terpola dan tidak
terukur, hanya diberikan secara acak, hal seperti ini perlu diwaspadai.
Masuk Muri
Caritas Keuskupan Sibolga bekerja sama dengan Paroki Salib Suci
Mandrehe Nias Barat melaksanakan pelatihan ketrampilan”menganyam Bola
Hulayo/Nafo dan Tufo Hulayo”. Agar pelatihan ini berjalan lancar dan hasil yang
dicapai terukur, Pastor Paroki Salib Suci Nias Barat P. Matias Cuppen mencari
beberapa ibu yang profesional menganyam Bola Nafo dan Tufo Hulayo menjadi
pelatih. Kendati pun menganyam Bola Nafo dan Tufo Hulayo tidak digemari oleh
kaum muda dan hampir punah, namun masih ada beberapa ibu yang sangat pintar
menganyam. Adapun nama mereka sebagai
berikut : Nurusia Waruwu, Riati Harefa, Latihani Waruwu dari desa Lasarabaene Kec. Mandrehe Kab. Nias Barat, serta Nuruema Waruwu dan Sanuria Daeli dari Desa Humenesimae'as Kabupaten Nias Utara.
Kelima orang ibu itu dijadikan guru/pelatih oleh
Caritas Keuskupan Sibolga untuk mengajar beberapa siswa menganyam Bola Nafo dan
Tufo Hulayo, yang dilaksanakan selama beberapa bulan dan hasilnya sangat
memuaskan. Setelah para peserta latihan trampil, muncul ide brilliant yaitu
membuat Bola Nafo Sebua dengan ukuran 3
x 3,5 meter. Ide tersebut disetujui Caritas Keuskupan Sibolga dengan maksud
agar para pelatih dan peserta latih semakin bersemangat melestarikan
ketrampilan menganyam. Malah muncul ide baru lagi yaitu bila Bola Nafo Sebua
sudah selesai dibuat, kita undang MURI(
Museum Rekor Dunia Indonesia) di Nias untuk melihat secara langsung Bola Nafo Sebua dan
memasukannya dalam daftar Muri sebagai Bola Nafo terbesar di dunia.

Sungguh diluar dugaan saya, ternyata direktur Caritas Keuskupan Sibolga P. Mikael To Pr, memilih saya untuk menemani Saudara Frans (pegawai caritas Keuskupan Sibolga) ke Semarang untuk membawa semua dokumen Bola Nafo Sebua. Padahal saya bukan pegawai Caritas Keuskupan Sibolga, tanpa banyak pikir, saya dan Frans berangkat ke Semarang untuk mendaftarkan Bola Nafo Sebua ke Muri Semarang, dengan hasil sebagaimana terlihat pada piagam terlampir.
Penghargaan Dari Menkumham RI
Pada tanggal, 24 Maret 2016
bertempat di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kabupaten Nias Barat
menerima penghargaan “Anubhawa Sasana desa/kelurahan yang diserahkan oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia bapak Dr. Yasona H. Laoly,Msc. Adapun
kriteria pererimaan Anubha Sasana desa/kelurahan yang ditetapkan dan dinilai
oleh Kemenkumham yaitu :
1. Pelunasan kewajiban membayar PBB mencapai
90%
2. Tidak terdapat perkawinan dibawah umur
3. Angka kriminilitas rendah
4. Angka kasus narkoba rendah
5. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan dan kelestarian lingkungan(telah saya tulis dalam buku Kenangan Indah Selama Menjadi
Bupati, halaman 187 s/d 190).
Kendatipun saat itu saya bangga, senang, gembira,
namun sikap saya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa apalagi dihebohkan.
Saya sadar bahwa penghargaan itu kami terima karena kerja keras staf Bagian
Hukum Setda Kabupaten Nias Barat. Plt.Kabag Hukum waktu itu adalah saudara Duhumanjai
Halawa,SH,MH sekaligus Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.

Penghargaan
Dari Swasta
Masih saya ingat pertengahan tahun 2011, Kadis
Pendidikan Kabupaten Nias Barat bapak Drs. A.Waruwu melaporkan kepada saya
bahwa ia telah mendapat undangan dari salah satu lembaga untuk menerima
penghargaan Tokoh Pendidikan. Jawaban saya waktu itu, silahkan saja diterima
sejauh tidak mengikat dan memberatkan pak Kadis. Setelah pulang dari Jakarta
pak Kadis memperlihatkan kepada saya piagam penghargaan yang sudah diterimanya.
Pada tahun 2012 dan 2013 saya menerima undangan
dari lembaga swasta (saya lupa nama lembaganya) untuk menerima penghargaan Tokoh
Pembangunan. Ketika saya menerima undangan tersebut saya ketawa sekaligus bertanya
dalam hati, dasar apa mereka memilih dan menetapkan saya sebagai tokoh
pembangunan.? “Setelah saya diskusikan
kepada Sekda dan beberapa staf lain, saya memutuskan tidak akan datang menerima
penghargaan tersebut karena saya bukan Tokoh Pembangunan” . Terakhir pada
tahun 2015 saya menerima lagi undangan dari lembaga swasta( maaf lagi-lagi lupa
nama lembaganya) untuk menerima penghargaan sebagai Tokoh Budaya. “Selain saya sadar bukan tokoh budaya, juga tidak ada manfaatnya bagi masyarakat Nias
Barat, maka saya tidak hadir menerima penghargaan yang dimaksud.”
Pada akhir tahun 2016 Saudara Ir. Nitema Gulo, MSi
ketua DPRD Kabupaten Nias Barat pernah carita pada saya sebagai berikut: “
Bang, tahun ini saya pernah terima surat undangan dari lembaga swasta untuk
menerima penghargaan sebagi tokoh pembangunan, tetapi saya tidak hadir
menerimanya.” Kenapa?, tanya saya. Saya
belum tokoh pembangunan bang, jawabnya tegas.
Patut diberi apresiasi kepada
bupati Nias Barat Faduhusi Daely SPd yang telah menerima penghargaan sebagai”
Tokoh Peduli Pembagunan dan Tokoh Peduli Kegiatan Kemasyarakatan” dari Yayasan
Pembangunan Indonesia (YPI) yang diserahkan langsung oleh ketua yayasan bapak Harry Rahman pada
tanggal 8 Desembar 2017 di Hotel Aston
- Menado(www.rri.co.id). Pada saat itu
ratusan orang penerima penghargaan datang dengan gembira, salah satu diantaranya
yang saya baca di internet yaitu: Ketua TP PKK Kabupaten Bengkalis-Riau ibu
Kasmarni Amril, beliau menerima penghargaan sebagai tokoh Perempuan Penggerak
Pembangunan(riupotenza.com).
Berkaitan dengan itu, segenap masyarakat Nias Barat, mari kita ucapkan
selamat kepada Bupati Nias Barat atas penerimaan penghargaan sebagai Tokoh Peduli Pembangunan dan Tokoh Peduli
Kegiatan Kemasyarakatan. Semoga
penghargaan tersebut dimaknai menjadi motifasi untuk membangun Nias Barat
“berdaya.”Semoga, tandas AAG mengakhiri (Team/Mr Gea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar