Diskusi Publik Nasional : "Kaum Muda Dan Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa" - Gelora Hukum
IKLAN

Breaking

Senin, 29 Oktober 2018

Diskusi Publik Nasional : "Kaum Muda Dan Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa"

Oleh : Firman Jaya Daeli
Tema Diskusi Publik "Kaum Muda Dan Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa", pada dasarnya berintikan tiga kandungan pokok pemikiran. Pembicara Menyampaikan Pemikiran Dalam Diskusi Publik Nasional, Dalam Rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Di Yogyakarta, Minggu, 28 Oktober 2018.
Yogyakarta, Gelora Hukum.comSebuah Diskusi Publik Nasional dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, berlangsung di Yogyakarta, Minggu, 28 Oktober 2018. Diskusi Publik yang bertemakan "Kaum Muda Dan Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa" ini, mengundang sejumlah Narasumber (Pembicara), yaitu : (1). Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi (Ketua KADIN dan Ketua Kwarda PRAMUKA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta/DIY) ; (2). Firman Jaya Daeli (mantan Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia/MPI KNPI, Ketua Senat Mahasiswa, salah seorang Ketua Presidium Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta/FKMY) ; (3). Kalis Mardiasih (Aktifis Profesional Muda dan Penggiat Demokrasi).

Pertama (1). Kualitas Kemajuan Bangsa. Perihal kemajuan bangsa menjadi terbangun dan bermakna ketika berkaitan dan berbasis pada pembangunan kualitas manusia. Materi pembangunan kualitas ini mengandung dan memiliki potensi bertumbuhnya kemandirian, kewirausahaan, dan kesempatan (peluang). Kualitas kemajuan bangsa juga menyentuh dan menyinggung adanya pengaruh sistem dan kultur positif yang merambah dan mengaliri berbagai ruang dan waktu yang mendorong peningkatan kualitas kemajuan bangsa. Kemajuan bangsa menjadi semakin tumbuh subur ketika didukung juga dengan adanya komitmen dan dukungan Pemerintah melalui penyelenggaraan sejumlah program dan kegiatan yang relevan. Pergerakan sejumlah program strategis dan kegiatan aksi Pemerintahan Jokowi-JK sejatinya mengandung dan menunjang percepatan dan peningkatan kemajuan bangsa Indonesia.

Kedua (2). Kaum Muda dapat terpetakan dari sudut pandang agenda kehadiran dan kegiatan kaum muda. Perihal kehadiran dan kegiatan ini menggambarkan bahwa kaum muda dapat terdiri dari kategori kaum muda "matematis". Kategori ini menunjukkan keberadaan kaum muda berdasarkan pertimbangan pada penghitungan batasan usia kaum muda semata. Sehingga gugusan kaum muda jenis ini tergolong kaum muda karena faktor penghitungan ukuran usia secara formal normatif. Kaum muda juga ada yang termasuk kategori kaum muda "sosiologis". Kategori ini selain karena berdasarkan pertimbangan penghitungan batasan usia. Juga karena berdasarkan pertimbangan atas bobot kepedulian dan keterlibatan kaum muda terhadap isue-isue ideologis, keadilan dan kesetaraan, kemanusiaan dan keadaban, kerakyatan dan kebangsaan, kesejahteraan dan kemakmuran, demokrasi dan HAM, perdamaian dan persatuan, dan lain-lain. Isue-isue bertaraf sosiologis ini melahirkan dan menumbuhkan lapisan kaum muda sosiologis yang sensitif terhadap situasi kondisi lingkungan dan suasana keadaan kawasan. Kaum muda sosiologis selalu sensitif dan reaktif terhadap standar kehidupan yang tidak ideal dan tidak normal. Ada  juga kaum muda yang tergolong kategori kaum muda "ekonomis". Golongan berkategori ini tidak sekadar karena berdasarkan pertimbangan penghitungan batasan usia. Namun juga karena berdasarkan pertimbangan atas tingkat kemauan dan fokus keterpanggilan kaum muda kepada isue-isue perekonomian, ekonomi kreatif, narasi dan aksi pengembangan sumber daya yang unggul dan kompetitif, perihal yang bersifat inovatif dan alternatif, dan lain-lain. Isue-isue ekonomis ini membangunkan dan membangkitkan angkatan kaum muda ekonomis yang terpanggil dan tergerak akan perkembangan sejumlah teknologi yang mengkondisikan dan mengembangkan hal-hal beraroma perekonomian, sifat kewirausahaan, daya saing positif, persaingan sehat, percepatan kerja yang penuh kedisplinan, ketekunan, keberhasilan, dan lain-lain.

Kualitas hubungan antara kaum muda dengan kerja nyata menjadi menumbuh subur ketika ada pemaknaan korelasi di antara keduanya. Kaum muda sosiologis dan kaum muda ekonomis pada gilirannya bergerak dan bekerja untuk mengorganisasikan dan memastikan bahwa daya energi dan potensi kekuatan kaum muda ini diperuntukkan bagi kebudayaan "Kerja Nyata". Kebermaknaan kualitas kaum muda terletak pada kemauan kuat dan keinginan tinggi membudayakan untuk kualitas kerja nyata berprestasi dan berdampak yang membanggakan dan mengharumkan. Kaum muda sosiologis dan ekonomis harus selalu dan seterusnya mewacanakan, menarasikan, membumikan, dan merealisasikan kerja nyata. Pada akhirnya kemajuan bangsa disertai dan diwarnai dengan pemikiran, penampilan, dan pekerjaan luarbiasa dari kaum muda untuk kerja nyata bagi Indonesia Raya.

Terminologi kaum muda yang dari sekadar tergolong masuk batasan usia formal nominal kaum muda (kaum muda bertaraf matematis) harus terus menerus ditransformasi menjadi kalangan terbanyak dan menyeluruh kaum muda yang bertaraf sosiologis dan ekonomis. Kalangan kaum muda inilah yang merupakan kader utama dan pemimpin potensial yang melayani, melindungi, memajukan, dan memakmurkan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Refleksi pernyataan dan aksi peringatan Sumpah Pemuda mesti diletakkan dan dikembangkan dalam kerangka pemahaman ideologis ini. Harus juga digelorakan dalam konteks perjuangan yang relevan dan otentik. Hiduplah dan Majulah Pemuda (Kaum Muda) Indonesia Raya yang Bersih, Merakyat, Dan Kerja Nyata dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi dan berfalsafah Pancasila dengan berdasarkan konstitusi UUD 1946 dalam semangat dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. (Timred)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSOK