Yogyakarta, Gelora Hukum.com - Sebuah
Diskusi Publik Nasional dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, berlangsung
di Yogyakarta, Minggu, 28 Oktober 2018. Diskusi Publik yang bertemakan
"Kaum Muda Dan Kerja Nyata Untuk Kemajuan Bangsa" ini, mengundang
sejumlah Narasumber (Pembicara), yaitu : (1). Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
Mangkubumi (Ketua KADIN dan Ketua Kwarda PRAMUKA Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta/DIY) ; (2). Firman Jaya Daeli (mantan Wakil Ketua Majelis Pemuda
Indonesia/MPI KNPI, Ketua Senat Mahasiswa, salah seorang Ketua Presidium Forum
Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta/FKMY) ; (3). Kalis Mardiasih (Aktifis
Profesional Muda dan Penggiat Demokrasi).
Pertama (1). Kualitas Kemajuan Bangsa. Perihal kemajuan bangsa menjadi terbangun dan bermakna ketika berkaitan dan berbasis pada pembangunan kualitas manusia. Materi pembangunan kualitas ini mengandung dan memiliki potensi bertumbuhnya kemandirian, kewirausahaan, dan kesempatan (peluang). Kualitas kemajuan bangsa juga menyentuh dan menyinggung adanya pengaruh sistem dan kultur positif yang merambah dan mengaliri berbagai ruang dan waktu yang mendorong peningkatan kualitas kemajuan bangsa. Kemajuan bangsa menjadi semakin tumbuh subur ketika didukung juga dengan adanya komitmen dan dukungan Pemerintah melalui penyelenggaraan sejumlah program dan kegiatan yang relevan. Pergerakan sejumlah program strategis dan kegiatan aksi Pemerintahan Jokowi-JK sejatinya mengandung dan menunjang percepatan dan peningkatan kemajuan bangsa Indonesia.
Pertama (1). Kualitas Kemajuan Bangsa. Perihal kemajuan bangsa menjadi terbangun dan bermakna ketika berkaitan dan berbasis pada pembangunan kualitas manusia. Materi pembangunan kualitas ini mengandung dan memiliki potensi bertumbuhnya kemandirian, kewirausahaan, dan kesempatan (peluang). Kualitas kemajuan bangsa juga menyentuh dan menyinggung adanya pengaruh sistem dan kultur positif yang merambah dan mengaliri berbagai ruang dan waktu yang mendorong peningkatan kualitas kemajuan bangsa. Kemajuan bangsa menjadi semakin tumbuh subur ketika didukung juga dengan adanya komitmen dan dukungan Pemerintah melalui penyelenggaraan sejumlah program dan kegiatan yang relevan. Pergerakan sejumlah program strategis dan kegiatan aksi Pemerintahan Jokowi-JK sejatinya mengandung dan menunjang percepatan dan peningkatan kemajuan bangsa Indonesia.
Kedua (2). Kaum Muda dapat terpetakan dari sudut pandang
agenda kehadiran dan kegiatan kaum muda. Perihal kehadiran dan kegiatan ini
menggambarkan bahwa kaum muda dapat terdiri dari kategori kaum muda
"matematis". Kategori ini menunjukkan keberadaan kaum muda
berdasarkan pertimbangan pada penghitungan batasan usia kaum muda semata.
Sehingga gugusan kaum muda jenis ini tergolong kaum muda karena faktor
penghitungan ukuran usia secara formal normatif. Kaum muda juga ada yang
termasuk kategori kaum muda "sosiologis". Kategori ini selain karena
berdasarkan pertimbangan penghitungan batasan usia. Juga karena berdasarkan
pertimbangan atas bobot kepedulian dan keterlibatan kaum muda terhadap
isue-isue ideologis, keadilan dan kesetaraan, kemanusiaan dan keadaban,
kerakyatan dan kebangsaan, kesejahteraan dan kemakmuran, demokrasi dan HAM, perdamaian
dan persatuan, dan lain-lain. Isue-isue bertaraf sosiologis ini melahirkan dan
menumbuhkan lapisan kaum muda sosiologis yang sensitif terhadap situasi kondisi
lingkungan dan suasana keadaan kawasan. Kaum muda sosiologis selalu sensitif
dan reaktif terhadap standar kehidupan yang tidak ideal dan tidak normal.
Ada juga kaum muda yang tergolong
kategori kaum muda "ekonomis". Golongan berkategori ini tidak sekadar
karena berdasarkan pertimbangan penghitungan batasan usia. Namun juga karena
berdasarkan pertimbangan atas tingkat kemauan dan fokus keterpanggilan kaum
muda kepada isue-isue perekonomian, ekonomi kreatif, narasi dan aksi
pengembangan sumber daya yang unggul dan kompetitif, perihal yang bersifat
inovatif dan alternatif, dan lain-lain. Isue-isue ekonomis ini membangunkan dan
membangkitkan angkatan kaum muda ekonomis yang terpanggil dan tergerak akan
perkembangan sejumlah teknologi yang mengkondisikan dan mengembangkan hal-hal
beraroma perekonomian, sifat kewirausahaan, daya saing positif, persaingan
sehat, percepatan kerja yang penuh kedisplinan, ketekunan, keberhasilan, dan
lain-lain.
Kualitas hubungan antara kaum muda dengan kerja nyata
menjadi menumbuh subur ketika ada pemaknaan korelasi di antara keduanya. Kaum
muda sosiologis dan kaum muda ekonomis pada gilirannya bergerak dan bekerja
untuk mengorganisasikan dan memastikan bahwa daya energi dan potensi kekuatan
kaum muda ini diperuntukkan bagi kebudayaan "Kerja Nyata".
Kebermaknaan kualitas kaum muda terletak pada kemauan kuat dan keinginan tinggi
membudayakan untuk kualitas kerja nyata berprestasi dan berdampak yang membanggakan
dan mengharumkan. Kaum muda sosiologis dan ekonomis harus selalu dan seterusnya
mewacanakan, menarasikan, membumikan, dan merealisasikan kerja nyata. Pada
akhirnya kemajuan bangsa disertai dan diwarnai dengan pemikiran, penampilan,
dan pekerjaan luarbiasa dari kaum muda untuk kerja nyata bagi Indonesia Raya.
Terminologi
kaum muda yang dari sekadar tergolong masuk batasan usia formal nominal kaum
muda (kaum muda bertaraf matematis) harus terus menerus ditransformasi menjadi
kalangan terbanyak dan menyeluruh kaum muda yang bertaraf sosiologis dan
ekonomis. Kalangan kaum muda inilah yang merupakan kader utama dan pemimpin
potensial yang melayani, melindungi, memajukan, dan memakmurkan masyarakat,
bangsa, dan negara Indonesia. Refleksi pernyataan dan aksi peringatan Sumpah
Pemuda mesti diletakkan dan dikembangkan dalam kerangka pemahaman ideologis
ini. Harus juga digelorakan dalam konteks perjuangan yang relevan dan otentik.
Hiduplah dan Majulah Pemuda (Kaum Muda) Indonesia Raya yang Bersih, Merakyat,
Dan Kerja Nyata dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi
dan berfalsafah Pancasila dengan berdasarkan konstitusi UUD 1946 dalam semangat
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. (Timred)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar