Direktur RS Mitra Medika, Tanggapi Terkait Dugaan Malpraktik - Gelora Hukum
IKLAN

Breaking

Jumat, 17 Maret 2023

Direktur RS Mitra Medika, Tanggapi Terkait Dugaan Malpraktik

MEDAN, GELORA HUKUM - Soal pemberitaan dugaan Malpraktek di Rumah Sakit (RS) Mitra Medika Jalan SM.Raja, Kota Medan terhadap bayi yang dilahirkan secara operasi oleh Asriyani Syahfitri, Rabu (8/03/2023) dimana terjadi memar di telapak kaki bayi setelah ikut program Skrining Hipotiroid

Menurut perwakilan pihak RS Mitra Medika melalui Direktur dr H.Sjharial R Anas.MHA mengatakan,bahwa pihak RS bertanggung jawab sacara maksimal untuk penyembuhan si bayi dengan maksimal dan pulih benar. 

"Saat ini si Ibu dan bayi masih di Ruangan RS untuk mendapatkan dan penanganan medis oleh Dokter.Pihak RS juga memberikan pelayanan maksimal dengan memberikan suplai makanan dan giji terhadap ibu dan anak,"ucap dr H.Sjharial R Anas.MHA didampingi Iqbal dari pihak Manajemen RS

Menurutnya, pihak RS Mitra Medika sudah melakukan mediasi terhadap pihak keluarga dengan meminta maaf dan menerangkan atas yang terjadi terhadap ibu dan anak.

"Kami sudah bertemu dengan pihak keluarga yang di wakilkan Ibnu Sajaya Hutabarat (Ayah si bayi-red) suami dari Asriyani Syahfitri, Senin (13/03/2023) didampingi pihak pengacara keluarga untuk melakukan mediasi dan permintaan maaf,"ujar dr H.Sjharial Anas yang juga pernah menjabat Direktur RS Pringadi Medan.

Terkait terjadi memar merah di telapak kaki si bayi,Ia menjelaskan awalnya pihak RS Mitra Medika menawarkan program Skrining Hipotiroid untuk mencegah Stunting lebih dini kepada si bayi setelah masa persalinan.

"Saat itu kita menawarkan program pemerintah kepada pihak keluarga melalui program Skrining Hipotiroid yang sedang digalakan oleh Kementrian Kesehatan.Dimana Skrining Hipotiroid artinya agar si bayi terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.Setelah itu pihak keluarga menyetujui dan menandatangani surat pernyataan yang di buat oleh pihak RS, "jelasnya.
 
Sebelumnya,Kamis (16 Maret 2023),Ibnu Sajaya Hutabarat (25), ayah bayi tersebut menyeritakan awal kejadian bayinya diduga menjadi korban malpraktek program stunting pemerintah di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Jalan SM. Raja Medan.

“Awalnya saya oleh perawat ditawari program pemerintah skrining atau hipoteroid untuk cek stunting dan keterbelakangan mental anak. Itu pada Rabu 8 Maret, sekitar waktu magrib ke isya, dan ke saya diajukan form persetujuan atau menolak,” ujar Ibnu, Rabu 15 Maret 2023, malam.

Tawaran perawat rumah sakit umum Mitra Medika itupun tidak langsung diterima oleh Ibnu. Warga Jalan Pelajar Medan ini minta waktu untuk membicarakannya dengan keluarganya.

Esoknya, Kamis 9 Maret sekitar pukul 15.30 WIB, Ibnu kembali dipanggil ke ruangan bayi dan bertemu dengan perwata, perihal program stunting pemerintah. Karena katanya dijamin tidak beresiko, akhirnya Ibnu menerima tawaran program stunting pemerintah tersebut.

“Setelah katanya tidak ada resiko apa apa, dan SOP serta mekanismenya hanya pengambilan sampel darah, seperti cek gula darah dan cek golongan darah, hanya menyucuk jarum ke tumit bayi ku untuk ambil sedikit darahnya, aku tanda tangan form persetujuan itu,” kata Ibnu.

Pengambilan sampel darah dari tumit bayi pun dilakukan pada Jumat 10 Maret 2023, sekira sore hari.

“Katanya program ini bisa dilakukan setelah 2 x 24 jam, atau setelah 2 hari kelahiran paling cepat, dan paling lama 5 hari setelah lahir. Tapi sekira waktu magrib, aku lihat kaki anak ku sudah dibalut kain kasa,” jelas Ibnu, Anggota Bakomstra Partai Demokrat Sumut.

Rasa khawatir bercampur cemas pun muncul di benak kepala Ibnu. Bayinya yang lahir operasi dalam kondisi sehat dan sempurna, dengan berat badan 2,9Kg, itu kini di telapak kaki sebelah kanannya terbalut perban. Terjawab kekhawatiran Ibnu, program stunting pemerintah yang ditawarkan pihak rumah sakit Mitra Medika telah membuat telapak kaki bayinya cedera berwarna merah membara.

“Di situ aku panik sekali, pas melihat telapak kaki anak ku berubah berwarna merah darah, aku tanya sama perawat tetapi jawaban mereka satupun tak memuaskan. Anak ku terlihat gelisah gitu, macan kesakitan. Jujur aku panik, baru beberapa hari lahir anak ku itu, awalnya cantik kok bisa begini. Sampai besoknya pun aku tak puas dengan jawaban pihak rumah sakit,” kata Ibnu. (Toni).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSOK