Gembala Yang Sederhana Dan Tidak Mengenal Menyerah - Gelora Hukum
IKLAN

Breaking

Senin, 23 Desember 2019

Gembala Yang Sederhana Dan Tidak Mengenal Menyerah

Ditulis Oleh : Adrianus Aroziduhu Gulo
GUNUNGSITOLI, GELORA HUKUM -  Gereja Katolik, jabatan Uskup memegang peran sentral dalam struktur dan teologi gereja. Oleh karena Uskup adalah pengganti para rasul, gembala utama di keuskupan, sumber dan dasar yang kelihatan dari kesatuan dalam gereja (bdk. Katekismus Gereja Katolik no.886, 1560). Juga, kodeks 1917 menegaskan bahwa Paus bebas mengangkat uskup-uskup(bdk. Kan 329. §.2) Karena Uskup gembala utama di keuskupan dan pengangkatan butuh proses yang cukup lama, maka ketika seorang Uskup genap 50 tahun memerima tahbisan imamat dan 40 tahun sebagai uskup, kegembiraan umat tidak bisa dibendung.

Sebagai tanda kegembiran dan syukur umat katolik Keuskupan Sibolga merayakan misa kudus pada tanggal 13 Desember 2019 pukul o9.oo bertempat di Konkatedral gereja St. Maria BPB-Gunngsitoli  atas berkat Tuhan kepada Mgr. Dr. A.B. Sinaga, OfmCap yang telah mempersembahkan “hidupnya untuk umat” selama 50 tahun sebagai imam dan 40 tahun sebagai Uskup. Ini suatu berkat yang luar biasa, bukan hanya berkat bagi pribadi bapak Uskup, melainkan berkat untuk umat katolik Kuskupan Sibolga, karena Tuhan memberi umatnya seorang imam sekaligus uskup yang taat dan setia sampai tua.

Perayaan misa dipimpin langsung Uskup Mgr.Dr. A.B Sinaga OfmCap didampingi Administrator Keuskupan Padang P. Fransiskus Aliandu Pr, Kustos Kustodia General Capusin Nias P. Metodius Sarumaha OfmCap, Kustos Kustodia General Capusin Tapanuli P.Yosef Sinaga, OfmCap, Vikjen Keuskupan Sibolga P.Sebastian Sihombing OfmCap, Sekretaris Keuskupan Sibolga P. Blasius S. Yesse Pr, Dekanus Dekanat Nias P. Gregorius Fau OfmCap, Dekanus Dekanat Tapanuli P. Posma Manalu Pr dan ratusan orang imam lainnya. Puluhan barawan/i dan sekitar delapan ratusan orang umat katolik yang berasal dari utusan paroki sekeuskupan Sibolga serta dimeriahkan koor STP Dian Mandala Gunungsitoli.

Dalam misa juga hadir beberpa tokoh katolik yaitu bupati Nias Selatan Dr. Hilarius Duha, SH, MH, bupati Nias Utara M. Ingati Nazara Amd, mantan wakil bupati Nias Selatan Daniel Duha, SH, Mkn, mantan ketua DPRD Nias Utara Faustinus Zalukhu, Sag, MM, mantan ketua DPRD Nias Barat Ir. Nitema Gulo,Msi, Samson P. Zai,SH,MH, Ayiyudin Hulu SKM, B. Sihura, BA,dll. Juga hadir Ephorus GNKPI Pdt Tolonihaogo Nduru S.Th
Setelah misa dilanjutkan dengan ramah tamah di aula Paroki St. Maria BPB. Hadir Wali kota Gunungsitoli Ir. Lakhomizaro Zebua, Unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Ketua DPRD kota Gunungsitoli dan beberapa pimpinan OPD Pemkot Gunungsitoli. Kedua acara tersebut berjalan lancar dan sukses. Hal ini tidak terlepas dukungan penuh Pastor Paroki St. Maria BPB P. Mikael To dan ketua panitia Dalifati Ziliwu, SPd, M.Pd. dan seluruh panitia.

Penulis mengharapkan pesta ini tidak hanya sekedar seremonial, melainkan merupakan wahana intropeksi bagi umat betapa pentingnya kita menjaga, mendorong, mengingatkan, melindungi dan mendoakan agar seorang imam tetap setia pada janji imamatnya. Sedangkan bagi seorang imam, betapa indah dan mulianya seorang imam yang setia sampai tua/mati pada panggilan imamatnya. Juga, perayaan pesta emas imamat dan 40 tahun menjadi Uskup Mgr. Dr. A.B Sinaga OfmCap dapat menjadi motifasi bagi orang tua untuk mendorong putera-puterinya menjadi imam, biarawn/i untuk kelangsungan hidup gereja. 

Penuh Dedikasi
Tidaklah berlebihan kalau penulis mengatakan bahwa Uskup Dr. A.B Sinaga adalah seorang Uskup yang penuh dedikasi bagi gereja. Seorang akademik dan segudang pengalaman  beliau gunakan mendukung tugas penggembalaan yang pernah beliau emban di Keuskupan Sibolga dan Keuskupan Agung Medan merupakan wujud nyata pengabdiannya kepada gereja. Apabila memperhatikan riwayat hidup dan pengabdian beliau pada ilmu, umat dan gereja sungguh menakjubkan. Selain memperdalam bidang teologi, moral, dokmatik, liturgi dan budaya, juga beliau belajar bidang sastra. Hal ini nampak dengan menguasai beberapa bahasa secara aktif dan pasif. Aktip seperti : Indonesia, Inggiris, Italia, Jerman, Belanda, batak (Dialek Simalungun,Toba, Karo, Dairi) dan Nias (Dialek Utara, Selatan, Tello). Pasif seperti : Latin, Perancis, Spanyol, Melayu Pesisir, Minang.

Pengusaan beberapa bahasa tidak datang dengan sendirinya, melainkan sangat didukung oleh jenjang pendidikan dan semangat belajar beliau, sebagaimana kita lihat dalam riwayat hidupnya : (1) Lahir : Ngadolok Simalungun,25 September 1941 (2) SD: Siatasan Simalungun, 1949-1955 (3) SMP : Pematangsiantar, 1955-1959 (4) SMA : Seminari Menengah Pematangsiantar, 1959-1963 (5) Novisiat Kapusin : Prapat, 1963-1964 (6) Seminari : Seminari Tinggi St. Petrus Pematangsiantar,1964-1967 (7) Pendidikan Tinggi(S1) : STFT St. Yohanes Pematangsiantar (Teologia),1967-1969.
Setelah bersusah payah belajar dan menggumuli beberapa cobaan, godaan, tantangan, rintangn dari berbagai aspek selama kurang lebih 20 tahun dan mengetahui akan kurangnya tenaga imam, maka dengan kesadaran penuh beliau meminta untuk ditabiskan menjadi “Imam”. Persitiwa maha penting itu terjadi pada tanggal 13 Dsember 1969. Saat itu emam orang putera gereja terbaik ditahbiskan menjadi imam. Sayang, dari emam orang tersebut, sekarang tinggal dua orang yang masih hidup dan setia pada panggilan imamatnya sampai tua yaitu : Uskup Mgr. Dr, Anisetus Bongsu Antonius Sinaga dan Pastor Paulinus Manao yang sekarang tinggal di Paroki Teluk Dalam.

Bagaikan sungai mengalir, tidak lama setelah ditabiskan sebagai imam Anisetus Bongsu Anicetus Sinaga, beliau mendapat tugas belajar ke luar negeri dari Keuskupan Agung Medan untuk dipersiapkan menjadi tenaga dosen pada STFT St. Yohanes Pematangsiaantar yaitu : (1) Studi Lanjutan(S2) : Universitas Alfonsiana-Roma(Teologi Moral) 1970-1972 (2) Studi Lanjutan(S3) : Universitas Katolik Lauren-Belgia(Teologi Dokmatik),1972-1975. Setelah menyelesaikan studi beliau konsisten dan kembali di Indonesia menjadi tenga dosen di STFT St. Yohanes Pematangsiantar sampai beliau diangkat menjadi Uskup Keuskupan Sibolga.

Jabatan Naik Turun
Pada umumnya orang menganggap jabatan suatu kehormatan dan harus dipertahankan, kalau bisa diusahakan terus meningkat, bahkan tidak jarang orang melakukan pelanggaran hukum dan moral untuk mempertahankan dan meningkatkan suatu jabatan. Lain halnya dengan Uskup Mgr. A.B Sinaga OfmCap yang menganggap apa pun jabatan itu adalah berkat dari Tuhan, karena itu biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Kepasrahan dan loyalitas beliau pada Paus nampak dalam jabatan yang diembanya selama 40 tahun. Jabatan beliau naik-turun. Namun bagi beliau semua itu berkat yang harus disyukuri.

Dari jabatan dosen STFT St.Yohanens Pematangsiantar beliau menjalani jabatan berturut-turut sebagai berikut : (1) Prefektur Apostolik Sibolga 28 Oktober 1978 (2) Uskup Keuskupan Sibolga, 24 Oktober 1980 – 3 Januari 2004 (3) Tahbisan Uskup di Vatikan oleh Yohanes Paulus II tanggal 06 Januari 1981 (4) Uskup Kuajutor Keuskupan Agung Medan, 03 Januari 2004 – 12 Februari 2009 (5) Uskup Agung Medan, 12 Februari 2009 – 08 Desember 2018 (6) Administrator  Apostolik Keuskupan Sibolga, 23 September 2018 sampai sekarang.

Hemat penulis, ada dua jabatan hirarkis gereja yang beliau pernah jabat dan sedang dijabat, yang membutuhkan kekuatan mental dan fisik eksta yaitu : Uskup Kuajutor Keuskupan Agung Medan dan Administrator Apostolik Keuskupan Sibolga. Mengapa? Pertama, Uskup Kuajutor adalah istilah umum dalam Gereja Katolik Roma yang merujuk pada uskup yang akan menggantikan uskup lain di suatu keuskupan, akan tetapi uskup yang akan digantikan tersebut belum resmi mengundurkan diri, biasanya pesiun. Jabatan Kuajutor ini, Uskup Dr. A.B Sinaga menjalaninya dengan semangat dan rendah hati selama kurang lebih 5(lima) tahun. Coba bayangkan 5(lima)tahun menunggu baru resmi menjadi Uskup Agung Medan. Kedua, Setelah wafatnya Mgr Ludovikus Simanullang, Keuskupan Sibolga dipimpin Administrator Apostolik yang baru yaitu Mgr A.B Sinaga OfmCap, sebagaimana penetapan Paus Fransiskus berdasarkan Surat Keputusan tanggal 22 September 2018. Tugas ini sangat berat mengingat jarak Medan – Sibolga cukup jauh, namun Mgr. A.B. Sinaga menerimanya dengan ikhlas demi umat.

Administrator Apostolik dalam Gereja Katolik Roma adalah seorang plelatus yang ditunjuk oleh Paus untuk bertugas sebagai ordinaris untuk sebuah administrasi apostolik. Selain jarak Medan-Sibolga jauh, juga beliau selama 26 tahun menjabat sebagai Uskup Keuskupan Sibolga. Sehingga beliau mengatakan “ setelah tua saya pulang kampung, inilah misteri panggilan saya yang harus saya syukuri”. Dulu saya yang merekomendasi Mgr. Ludovikus Simanullang menjadi Uskup Keuskupan Sibolga sebagai pengganti saya, dan saya harap beliau yang menguburkan saya. Justru terbalik saya yang menguburkan  beliau dan menggantikannya kembali sebagai Uskup Keuskupan Sibolga, kata Uskup Mgr. A.B Sinaga terbata-bata saat homili penguburan alm Mgr. Ludovikus Simanullang pada bulan September 20118.

Selain jabatan hirarki gereja Mgr. Dr. A.B Sinaga, juga dipercayakan pada jabatan lainnya seperti : (1) Ketua Komisi Liturgi KWI, 1979-1988 (2) Ketua Komisi HAK KWI , 1988-1997 (3) Ketua Komisi HAK Federation Of Asian Bhisops Conferences, 1989-1995 (4) Ketua Komisi Teologi KWI, 1997-2003 (5) Delegatus/Ketua Lembaga Biblika Indonesia, 2009 (6) Anggota Komisi Teologi KWI(Ketua Seksi Ajatan Iman),2009-2018.

Penulis sebagai umat katolik Dekanat Nias, pernah bawahan beliau(Katekis) dan pernah bersama-sama mengunjungi beberapa stasi di wilayah Paroki Nias barat antara tahun 1980 – 1982 dalam rakngka menerimakan sakramen krisma, sangat hormat dan mengagumi beliau. Sebab, beliau selalu berbicara dengan kami sebagai teman, selalu gembira walaupun melewati jalan setapak beberapa jam beliau tidak mengeluh. Kalau ada masalah di stasi yang kami lewati beliau meminta Pastor Paroki dan saya agar menyelesaikan secara arif dan bijaksana.

Pengalaman bersama dan hasil pengamatan saya selama beliau menjabat Uskup sibolga dan Uskup Agung Medan, bukanlah basa basi kalau secara pribadi mengatakan bahwa kendatipun beliau memiliki pengetahuan/ilmu tinggi, segudang pengalaman dan berbagai jabatan hirarkis dan jabatan lainnya, beliau tetap seorang Gembala yang sederhana dan tidak mengenal menyerah. Dalam usia lanjut, beliau masih mengunjungi stasi di daerah pendalaman untuk menerimakan sakramen krisma dan pemberkatan gereja. Namun, tidak pernah mengeluh. Semoga Uskup Mgr. A.B Sinaga tetap sehat sambil menunggu dan mendoakan Uskup baru di Keuskupan Sibolga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOSOK